Selasa, 03 September 2013

Konektivitas masyarakat Asia tenggara dalam Komunitas ASEAN

Sudah lebih dari 4 dekade, Organisasi ASEAN berdiri, selama itu juga ASEAN mampu menjalankan perannya dengan baik sebagai pemersatu dan penjaga supranasional stabilitas negara-negara Asia tenggara. Sudah lebih dari 4 dekade pula ASEAN berperan penting dalam mewujudkan kerjasama dan sinergi konstruktif dalam berbagai bidang terutama Ekonomi dan pemerintahan di kawasan Asia tenggara.



Namun sungguh disayangkan, bagi kebanyakan masyarakat umum Indonesia (mungkin masyarakat ASEAN lainnya), gaung ASEAN hanya sebatas pada pengetahuan pokok yang tercetak pada buku paket IPS sekolah dasar kelas 6. Gaung ASEAN hanya sebatas idiom "ASEAN itu ya Asia Tenggara", sudah, hanya sebatas itu.

Dan jujur saja, mungkin kita sering lupa, bahwa sejatinya, kita merupakan bagian dari ASEAN itu sendiri. Dan bukan rahasia lagi, ASEAN memang masih terlalu asing untuk kita. Tak heran, karena kita memang jarang mendapatkan efek langsung dari keberadaan ASEAN ini.

Asia Tenggara, Sang kekuatan Ekonomi baru dunia

Rasanya tak muluk jika kita menyebut Asia tenggara adalah salah satu kekuatan ekonomi baru dunia, bagaimana tidak, dengan jumlah penduduk yang mencapai 600 juta jiwa, dan dengan nilai total perdagangan mencapai US$ 2,3 triliun per tahunnya, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 5% telah menjadikan Asia tenggara sebagai kekuatan ekonomi dunia terbesar kelima, dan jelas tidak mustahil jika di masa depan pertumbuhan ekonomi Asia tenggara makin maju dan bisa merangsek masuk ke dalam jajaran 3 besar ekonomi dunia.

Nah, dengan modal fondasi keuangan dan jumlah jiwa yang memadahi ini, jelas membuat Asia tenggara sangat potensial untuk membentuk kerjasama ekonomi kerakyatan antar negara Asia tenggara, dan juga memajukan ekonomi di semua negara Asia tenggara.

Tentang Pembentukan Komunitas ASEAN 2015

Nah, Untuk bisa mewujudkan asia tenggara yang punya kerjasama ekonomi kerakyatan yang maju, tentu diperlukan sebuah organisasi yang intens dan fokus pada bidang kerakyatan Asia tenggara, karena itulah kemudian muncul wacana untuk membentuk Komunitas ASEAN (ASEAN community). Komunitas ASEAN sendiri dimaksudkan sebagai sebuah organisasi persatuan Asia tenggara yang digerakkan oleh masyarakat, berorientasi kepada masyarakat, dan dipusatkan kepada masyarakat Asia tenggara itu sendiri.



Sejatinya, dalam KTT ASEAN ke 12, sudah disepakati bahwa pembentukan Komunitas ASEAN ini akan dimulai tahun 2020, namun ternyata, dalam KTT ASEAN ke 21di Pnom Penh November 2012, para pemimpin ASEAN kemudian menyepakati untuk mempercepat pembentukan komunitas ASEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 (31 Desember). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya semua anggota ASEAN sudah tak sabar untuk segera membentuk organisasi persatuan berbasis kerakyatan di kalangan masyarakat Asia tenggara.

Hal ini sekaligus membuktikan, bahwa sebenarnya sudah ada kepercayaan diri yang tinggi di kalangan negara-negara ASEAN untuk bisa bersatu secara menyeluruh, dalam artian bukan sekedar bersatu secara keorganisasian konstitusional, melainkan juga bersatu dalam keorganisasian kemasyarakatan.

Menjadikan Asia tenggara semakin ASEAN dengan Komunitas ASEAN

Tak sedikit yang skeptis dengan rencana pembentukan komunitas ASEAN ini, hal ini jelas sangat wajar, mengingat dalam suatu proses integrasi, jelas akan selalu ada tantangan, apalagi dalam pembentukan Komunitas ASEAN, integrasi yang dilibatkan adalah lingkup antar negara. Pertanyaan-pertanyaan bersifat defensif pun bermunculan, salah satu yang paling gencar digemakan adalah pertanyaan berikut, "Kalau sudah ada Organisasi ASEAN, lantas untuk apa dibentuk Komunitas ASEAN?".

Nah, Disinilah pentingnya sosialisasi mendalam tentang Komunitas ASEAN, Organisasi ASEAN jelas sangat berbeda dengan Komunitas Asean. Organisasi ASEAN adalah organisasi geo-politik dan ekonomi antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara, dimana hubungannya lebih mengarah pada hubungan antara pemerintah satu dengan pemerintah yang lain (G to G), sedangkan seperti yang sudah saya terangkan sebelumnya, bahwasanya Komunitas ASEAN adalah organisasi regional ASEAN yang berpusat dan berorientasi pada masyarakat ASEAN itu sendiri, dimana peran pemerintah dan masyarakat sangat dikedepankan (G to G, dan juga P to P)



Secara visioner, Organisasi ASEAN dengan Komunitas ASEAN punya tujuan yang sama, yaitu memelihara stabilitas perdamaian di kawasan ASEAN dan meningkatkan kredibilitas ASEAN baik dalam ekonomi, politik, dan juga sosial budaya secara internal dan external (karena memang keduanya berada dalam satu kesatuan induk). Hanya saja, obyek prosesnya berbeda. Organisasi ASEAN lebih mengurusi hal-hal yang bersifat global dan konstitusional yang menyangkut ASEAN, seperti kebijakan ekonomi luar negeri, kebijakan sosial politik, perjanjian extradisi, sampai penyelesaian masalah tatanan kawasan (contohya kasus Sengketa Laut China Selatan baru-baru ini yang melibatkan Vietnam, Filipina, dan China), sedangkan Komunitas ASEAN lebih fokus kepada pengurusan kebijakan masyarakat ASEAN.

Jadi, bila dalam Organisasi ASEAN masyarakat luas kurang bisa berpartisipasi, maka dalam Komunitas ASEAN, masyarakat Asia tenggara justru diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk bisa ikut dalam proses pembangunan dan kerjasama antar negara Asia tenggara, baik itu yang menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, maupun budaya. Maka itulah tak heran jika Komunitas ASEAN kerap disebut sebagai puncak hubungan mesra antar masyarakat Asia tenggara.

ASEAN Community, We Are ASEAN

Salah satu maksud terbesar dalam pembentukan Komunitas ASEAN sebenarnya adalah untuk menumbuhkan perasaan persatuan dalam diri setiap masyarakat Asia tenggara. Sehingga kedepannya, akan tercipta kesadaran tinggi bahwa "We are part of ASEAN" dan "We are ASEAN". Terciptanya rasa Kekitaan (we feeling) oleh masyarakat ASEAN inilah yang diharapkan bisa menjadi modal utama untuk mewujudkan Asia tenggara yang stabil, aman, makmur, juga punya perekonomian yang kuat.

Semangat kekitaan ini dinilai sangat ampuh untuk meningkatkan solidaritas kerjasama, terutama antar negara dalam satu regional, hal ini pernah dicontohkan dan dibuktikan oleh Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam yang bersama-sama membentuk komunitas CLMV countries. Keempat negara tersebut bekerja-sama dalam bidang ekonomi, dan terbukti, selama masa kerjasama CLMV ini, keempat negara ini mencatatkan prestasi ekonomi yang luar biasa, yaitu peningkatan PDB rata-rata 14,1%, pemasukan investasi sebesar US $ 8,6 miliar, dan menyumbangkan sekitar 8,9% dari PDB nominal ASEAN. Walaupun rata-rata PDB empat negara ini masih terbilang kecil, yaitu US$ 1300 (sebagai perbandingan, PDB singapura US$ 46.261 dan PDB Malaysia US$46.261), namun dengan peningkatan kerjasama yang terus menerus dan saling kontruktif, maka bukan tak mungkin jika keempat negara ini akan bisa membukukan kenaikan ekonomi yang pesat dalam 5 tahun kedepan.

Nah, berkaca pada keberhasilan CLMV countries inilah Komunitas ASEAN diharapkan juga bisa membawa peningkatan bagi semua anggotanya, dan bukan hanya pada sektor ekonomi, melainkan juga pada sektor yang lain seperti Keamanan dan Politik, dan juga Sosial budaya.

Keuntungan Komunitas ASEAN bagi segenap anggotanya

Pembentukan Komunitas ASEAN di tahun 2015 mendatang jelas akan mendatangkan banyak manfaat bagi segenap negara asia tenggara, karena Master plan yang dibuat pun benar-benar sudah dipertimbangkan agar bisa saling menguntungkan bagi seluruh negara Asia tenggara. Master plan yang dibuat oleh para petinggi ASEAN ini bertajuk Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC), dimana tujuan utama master plan ini adalah untuk meningkatkan konektivitas antar negara ASEAN.

MPAC ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Konektivitas fisik dan infrastruktur (yang terdiri transportasi, energi, dan ICT), Konektivitas kelembagaan (arus investasi dan barang), dan Konektivitas antar anggota masyarakat (termasuk pariwisata, Budaya, dan pendidikan). Nah, tiga komponen inilah yang kelak akan mengatur berbagai kemudahan hubungan dalam berbagai bidang menyangkut konektivitas negara-negara ASEAN.

Rencana pembangunan jalur kereta lintas negara yang menghubungkan seluruh negara ASEAN sudah menjadi bukti nyata betapa Konektivitas ASEAN benar-benar akan diimplementasikan, sedangkan Rencana untuk menerbitkan mata uang regional seperti layaknya Uni Eropa yang menerbitkan Euro masih sekedar menjadi wacana.



Nantinya, para pelaku usaha baik kelas UMKM maupun makro diharapkan bisa dengan mudah menjalin bisnis ataupun mengekspor produk ke seluruh negara ASEAN tanpa harus repot dengan birokrasi yang cukup rumit. Pertukaran pelajar antar negara ASEAN pun diharapkan akan semakin meningkat, begitu juga dengan transportasi antar negara ASEAN yang kelak akan semakin mudah, simpel, dan terjangkau.

Bayangkan betapa asyiknya kelak jika di Tokobagus dan Berniaga, pilihan kotanya tak melulu kota Indonesia, tapi juga meliputi kuala lumpur, Manila, Bangkok, Pnom Penh, dan kota-kota lainnya di Asia tenggara. Bayangkan betapa asyiknya kita saat bisa berkunjung ke obyek wisata yang berada di Asia Tenggara, dan kita hanya dikenakan tarif tiket lokal, Pun bayangkan pula betapa asyiknya saat kita kelak bisa kulaih di Nanyang, atau Malaysian University dengan biaya yang tak jauh berbeda dengan biaya kuliah di Universitas negeri.

Mari Sukseskan Komunitas ASEAN 2015

Proses langkah Yang paling utama dan penting untuk saat ini adalah sosialisasi seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat Asia tenggara agar tahu tentang rencana pembentukan Komunitas ASEAN ini, sehingga nantinya masyarakat bisa ikut mengawal dan berperan aktif dalam proses membuka jalan terbentuknya Komunitas ASEAN yang hanya tinggal menunggu waktu ini, selain itu juga agar masyarakat bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi keterbukaan pasar usaha di lingkup Asia Tenggara.

Dan Alhamdulillah, Pemerintah kita melalui Direktorat jenderal Kerja sama ASEAN Kemenlu Indonesia telah mengadakan berbagai sosialisasi di berbagai penjuru pelosok negeri untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada msyarakat luas tentang Komunitas ASEAN ini. Berbagai pihak pun dirangkul untuk bisa diajak serta mengembangkan pemberitaan tentang Komunitas ASEAN ini, diantaranya adalah Tokoh-tokoh masyarakat adat, Komunitas Seni, Komunitas Blogger ASEAN, Akademisi, dan pihak-pihak terkait lainnya.




Kedepannya, di tahun 2015, diharapkan seluruh masyarakat sudah familiar dan siap meyambut Komunitas ASEAN serta bisa ikut menyemarakkan geliat kerja sama ASEAN di berbagai sektor, baik itu Ekonomi, Sosial, budaya, pendidikan, dan sektor-sektor lainnya. Sehingga tujuan dan misi Komunitas ASEAN untuk membangun Asia tenggara yang stabil, kuat, damai, dan maju bisa terpenuhi.

Dan, pada akhirnya, melalui tulisan ini, saya menghimbau kepada segenap pembaca, untuk bisa ikut serta mensukseskan Komunitas ASEAN 2015. Mari sukseskan Komunitas ASEAN, Untuk Asia Tenggara yang lebih baik.

Sumber: www.agusmulyadi.web.id

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Apa artinya bagi Swiss?

Penerapan ASEAN Economic Community (AEC) 2015 sudah di ambang pintu. Untuk mempromosikan potensi AEC, KBRI Bern telah memprakarsai kerja sama dengan Foraus, suatu lembaga think tank berbasis keanggotaan individu yang menyoroti politik luar negeri Swiss. Kegiatan yang didukung pula oleh kedutaan besar negara-negara ASEAN untuk Konfederasi Swiss tersebut berupa forum diskusi dengan topik  ASEAN Economic Community in 2015: What it means for Switzerland-Prospect and Chalenges for Better Cooperation”, pada Selasa (14/05) bertempat di ruang Kuppelraum, Universitas Bern, Swiss.
Acara yang dibuka oleh Maximilian Stern dari Foraus tersebut menampilkan pembicara Prof. Jean-Pierre Lehmann, Professor Emeritus Politik Ekonomi Internasional dari IMD, Lausanne; Dr. Urs Lustenberger, Presiden Kamar Dagang Swiss-Asia; dan Leo Trembley, Koordinator Regional, Divisi Asia Pasifik Departemen Luar Negeri Swiss.
Dalam presentasinya, Prof. Lehmann yang juga merupakan salah satu pendiri Evian Grup, memberikan gambaran dan data mengenai potensi ekonomi ASEAN yang kerap tertutupi oleh kecepatan pertumbuhan ekonomi raksasa tetangganya,  China. Masyarakat dunia pada umumnya mengabaikan bahwa kemajuan ekonomi suatu negara atau kawasan tidak hanya tergantung dari kecepatan pertumbuhan tetapi sangat tergantung pula dari kesinambungan pertumbuhan ekonominya. Menarik untuk dilihat bahwa dalam kurun waktu antara 1950-2005, hanya terdapat 13 negara/kesatuan politik yang memiliki kesinambungan pertumbuhan sebesar 7% dalam 25 tahun, dimana 8 berada di Asia. Dari kedelapan kesatuan politik tersebut, 4 adalah negara anggota ASEAN yakni: Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Menarik pula pernyataan Prof. Lehmann yang menyatakan bahwa pihaknya tidak melihat adanya pelajaran yang bisa diambil ASEAN dari Uni Eropa, mengingat karakter keanggotaan ASEAN yang jauh berbeda dengan UE, dimana terdapat perbedaan budaya dan demografi, perbedaan sistem politik dan ekonomi, maupun perkembangan sejarah masa kini dari negara-negara ASEAN. ASEAN bukan suatu melting pot, tetapi kumpulan negara yang hidup dan bertumbuh bersama secara damai (peaceful coexistence).
Dr. Urs Lustenberger sebagai pebisnis, menyoroti ASEAN sebagai tujuan investasi yang sangat menarik. Berbeda dengan di China, berinvestasi di kawasan ASEAN tidak membutuhkan dana yang besar namun dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Hal ini sangat sesuai dengan ciri-khas Ekonomi Swiss yang kuat dan  bertumpu pada Usaha Kecil dan Menengah. Ia juga menyinggung resiko investasi dalam suatu negara raksasa seperti China, sekiranya terjadi guncangan politik. Membandingkan kawasan ASEAN dengan Eropa, Dr. Lustenberger menyatakan bahwa saat ini harapan untuk pertumbuhan ekonomi jauh lebih besar di kawasan ASEAN dibandingkan dengan Eropa, antara lain karena keragaman potensi masing-masing negara, serta dinamika demografi yang memiliki prosentasi usia produktif maupun pasar yang sangat besar.
Leo Trembley membandingkan perkembangan sejarah pembentukan Swiss dengan ASEAN yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Disampaikannya bahwa dalam perkembangannya sistem konfederasi Swiss terbentuk dari negara-negara bagian (kanton) yang menyatakan kesediaan untuk menjadi satu negara, seperti layaknya negara-negara anggota ASEAN menyatakan kesediaan untuk mengikatkan diri pada ASEAN. Kesamaan proses ini mungkin dapat menjadi rujukan bagi pengembangan ASEAN. Swiss melihat besarnya potensi ekonomi maupun politik dari ASEAN dan siap untuk bekerja sama di berbagai bidang, termasuk berbagi pengalaman maupun tukar menukar informasi dan know how guna kemajuan bersama.
Dalam forum tanya jawab, moderator Dominique Ursprung memberikan kesempatan kepada lima Duta Besar negara-negara ASEAN yang hadir-- Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam untuk menjawab pertanyaan peserta seminar yang terdiri dari kalangan bisnis, akademis serta pemerintahan Swiss. Pertanyaan berkisar tentang kesiapan ASEAN menuju AEC 2015, termasuk kesiapan negara-negara anggotanya.
Acara diakhiri dengan resepsi dengan menghidangkan berbagai penganan khas masing-masing negara ASEAN. Antusiasme peserta terhadap topik diskusi tetap tampak, dimana para peserta melanjutkan tukar pikiran dengan para pembicara maupun para duta besar ASEAN.
Acara ini merupakan salah satu upaya KBRI untuk mempromosikan ASEAN sebagai suatu organisasi regional yang masih kurang dikenal di Swiss. Kerja sama dengan Foraus sendiri dinilai tepat sasaran, mengingat anggota Foraus adalah anggota masyarakat madani yang berusia antara 25-35 tahun, yang merupakan pemimpin masa depan Swiss. Pengenalan dan kedekatan terhadap ASEAN oleh kalangan ini merupakan investasi politik yang diharapkan dapat membuahkan hasil di masa datang.

Tantangan Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015



ASEAN Economic Community pada tahun 2015 nantinya menjadi babak baru bagi perkembangan perekonomian negara-negara khususnya di kawasan Asia Tenggara sekaligus memberikan harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antar kawasan dalam skala yang lebih menakjubkan lagi. Hal ini tentunya membutuhkan persiapan serta pertimbangan strategis atas berbagai fakta kondisi perekonomian, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di beberapa negara anggota ASEAN yang sangat beragam, misalnya Kamboja, Laos dan Myanmar. Perlunya strategi khusus bagi negara-negara tersebut untuk terus memacu keaktifan perekonomian domestiknya agar maju sejajar, minimal mereka dapat menyeimbangkan posisi kesiapan ekonominya dalam proses integrasi ekonomi 2015 nanti. Hal ini dirasa perlu mengingat kondisi ekonomi negara tersebut relatif tidak setangguh negara anggota lain yang terlihat mapan secara ekonomi seperti Singapore, Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia dan Brunei Darussalam, Memang melihat perbedaan sektor ekonomi tentunya membutuhkan koordinasi efektif dalam memacu perekonomian anggota negara lainnya, agar mampu menapaki rencana implementasi ASC 2015 dengan seimbang dan efektif.
Upaya integrasi ekonomi secara aktif dituangkan dalam ASC 2015 nantinya, membutuhkan peran dan langkah strategis para pembuat kebijakan, dimana harus mampu mempererat hubungan sektor bisnis di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Dalam rangka ASC 2015, sebagai bentuk upaya strategis dan pemahaman tentang upaya pencapaian dan memahami tantangan ASC tersebut, melalui Roundtable 29 April 2010 lalu ASEAN Studies Centre of  the Institutes of Southeast Asian Studies menghasilkan sumbangan pemikiran, gagasan dan analisa para ahli yang terlibat dan mewujudkannya dalam sebuah buku dengan judul Achieving ASEAN Economic Community 2015 : Challenges for Member Countries & Businesses diterbitkan oleh Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) Singapore.
Buku ini memberikan semacam pandangan bagi pembaca untuk memahami seperti apa tantangan yang dihadapi oleh masing-masing Negara dalam ASEAN Economic Community 2015 nantinya, termasuk mengulas pandangan dari negara anggota ASEAN terkait prospek, target, upaya pencapaian salah satu pilar ASEAN Community yakni pilar ekonomi tersebut. Berpijak pada 4 karakteristik utama dalam pilar ekonomi AEC yakni a single market and production base, competitive economic region, equitable economic development and integrated into the global economy, maka dalam setiap topic tulisan yang disajikan dalam buku ini, sepertinya penulis berupaya mengintegrasikannya sehingga pembacanya tidak merasa rumit dalam memahami substansi buku ini, terlebih di setiap pembahasan para penulis juga menyajikan data-data yang cukup memberikan gambaran tentang kondisi faktual masing-masing negara anggota ASEAN.
Secara substansi, buku ini dipilah menjadi tiga bagian yang berbeda, pada bagian pertama buku ini lebih banyak mengulas tentang apa yang menjadi tantangan bagi negara-negara anggota, dimana khusus pada bagian ini di setiap bab, terdapat ulasan detail bagaimana mengupayakan pencapaian integrasi ekonomi ASEAN 2015 nantinya berdasarkan perspektif masing-masing negara anggota ASEAN,  analisa ekonomi yang didasarkan pada apa yang menjadi tantangan serta wujud kebijakan perekonomiannya, bagaimanakah integrasi masing-masing sektor penunjang perekonomiannya, serta identifikasi peran sektor bisnis di masing-masing negara seperti Brunai Darussalam, Kamboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapore, Thailand dan Vietnam.
Selanjutnya pada bagian kedua buku tersebut, secara spesifik menyajikan apa yang menjadi tantangan sektor swasta dari masing-masing negara anggota ASEAN, seperti Indonesia misalnya, bagaimana perspektif sektor bisnis Indonesia dalam proses integrasi regional, selanjutnya Malaysia, Filipina, Brunai Darussalam, Singapore, Vietnam dan Thailand memberikan penjelasan tentang tantangan dan partsisipasi sektor privat/swasta dalam upaya integrasi ekonomi ASEAN. Pada akhirnya di bagian ketiga buku ini memberikan rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan bagi terwujudnya ASEAN Economic Community 2015 yang efektif baik secara ekonomi dan bisnis, dimana negara anggota ASEAN sangat perlu untuk menitikberatkan pada kerjasama dan koordinasi yang utuh antar sektor perekonomian, perlunya menjaga hubungan yang harmonis baik di level domestik maupun regional dengan terus meningkatkan partisipasi aktif seluruh negara anggotanya.
Secara keseluruhan, buku yang merupakan kumpulan paper ini dapat menjadi salah satu rujukan kita dalam memperkaya wawasan tentang perekonomian masing-masing  negara anggota ASEAN serta secara khusus memberikan pemahaman komprehensif dalam melihat prospek, tantangan bagi integrasi ekonomi ASEAN di tahun 2015, dan berkontribusi bagi para pembelajar hubungan internasional khususnya dalam studi kawasan Asia Tenggara.

Keunikan dan kelebihan Bahasa Indonesia di mata dunia

Bahasa Indonesia adalah basaha no 1 di Negara kita, bukan hanya sekedar bahasa resmi negara ini tetapi ada hal-hal yang menarik dari Bahasa Indonesia itu sendiri, yuuk readers cek it out…
1. Dijadikan Bahasa Resmi Ke-2 di Vietnam
Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia. “Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,­” kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad di Jakarta pada Jumat.
Guna mengembangkan dan memperlancar studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas, kata Irdamis. Sarana yang dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.
Perguruan tinggi itu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia. “Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-uni­versitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat,” kata Irdamis. Ia berpendapat sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara yang berpenduduk terbesar di ASEAN di masa depan.

2. Bahasa Indonesia dipelajari lebih dari 45 Negara di dunia
Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara, guna membangun saling pengertian dan perbaiki citra .
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Rabu (29/10) di Jakarta. “Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya. Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.
Untuk kepentingan diplomasi dan menambah pengetahuan orang asing tentang bahasa Indonesia, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Deplu ini, modul-modul bahasa Indonesia di internet perlu diadakan, sehingga orang bisa mengakses di mana saja dan kapan saja.
Di samping itu, keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara sangat membantu dan penting. Negara-negara asing gencar membangun pusat kebudayaannya, seperti China yang dalam tempo 2 tahun membangun lebih 100 pusat kebudayaan. Sedangkan bagi Indonesia untuk menambah dan membangun Pusat Kebudayaan terkendala anggaran dan sumber daya manusia yang andal.
Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang Politik Kebahasaan di Indonesia untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas Kompetitif di atas Fondasi Peradaban Bangsa, mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif/­inovatif, dan berdaya saing, baik lokal, nasional, maupun global.
Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing untuk mereka yang berdaya saing global, tandasnya. Dendy Sugono melukiskan, kebutuhan insan Indonesia cerdas kompetitif itu, untuk lo kal meliputi kecerdasan spiritual, keterampilan, dan bahasa daerah . Untuk kebutuhan nasional meliputi kecerdasan emosional, kecakapan, dan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk global dibutuhkan kecerdasan intelektual, keunggulan, dan bahasa asing.

3. Wikipedia bahasa Indonesia yang menduduki peringkat ke 26 di dunia dan Terbesar Ketiga di Asia
Menulis ensiklopedia bebas di internet semakin digemari masyarakat Indonesia. Bahkan ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, Wikipedia Indonesia, telah menjadi ensiklopedia elektronik terbesar ketiga setelah Wikipedia berbahasa Jepang dan Mandarin. “Wikipedia Indonesia kini berada di peringkat 26 dari 250 Wikipedia berbahasa asing di dunia. Sedangkan di tingkat Asia kita berada di peringkat tiga, setelah Jepang dan Mandarin,” ujar Ivan Lanin, penggiat jumlah bertambahnya jumlah, di Jakarta, Selasa.
Menurut Ivan, yang sehari-hari bekerja sebagai dosen Information Communication Technology (ICT), Wikipedia Indonesia terus tumbuh pesat. “Kontributor semakin bertambah, demikian juga dengan artikelnya. Isinya juga semakin variatif,” katanya. Tingginya gairah penggiat ensiklopedia bebas itu juga tercermin dalam lokakarya “Menulis di Wikipedia Indonesia” yang digelar dalam rangkaian acara Indonesia Information Communication Technology (Indonesia ICT Awards) 2007 di Balai Sidang Jakarta.
“Tingginya peminat lokakarya ini, membuktikan semakin banyak orang yang tertarik untuk membagi pengetahuannya di Wikipedia,” ujar salah satu pengurus “Wikipedia Indonesia”, Revo A.G Soekatno di Jakarta, Selasa. Pria yang aktif di Wikipedia Indonesia sejak 2003 ini mengungkapkan pada hari pertama jumlah peserta mencapai lebih dari 40 orang sementara jumlah komputer yang disediakan untuk pelatihan sangat terbatas.
Setiap orang berhak menjadi peserta tanpa dipungut biaya dan mendapatkan suvenir dari panitia. “Jumlah yang mendaftar jauh lebih banyak lagi, tapi karena keterbatasan tempat dan perangkat komputer untuk pelatihan, maka pesertanya kami batasi. Bahkan ada banyak peserta yang tidak mendapat komputer pelatihan tetap menyatakan ikut serta,” ujar pria yang kini tengah menyelesaikan studi S-3 di Belanda ini.
Dalam pelatihan itu peserta belajar bagaimana menulis, menyunting, atau menambahkan informasi. Revo mengatakan ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia kini memiliki 69 ribu artikel dengan kontributor aktif sebanyak 30 orang. Termasuk di dalamnya adalah jajaran para pengurus sebanyak 14 orang. Meski mengalami perkembangan yang cukup pesat, ensiklopedia bebas ini beberapa kali bermasalah dalam hal informasi yang dituliskan kontributor. Yakni data dan fakta yang kurang akurat dan adanya konflik antarkontributo­r karena adanya pebedaan data dna pengertian. Isu tentang politik, agama, dan ekonomi adalah yang seringkali bermasalah dalam hal akurasi informasi. “Tantangan Wikipedia Indonesia kedepan adalah bagaimana meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan publik sebab informasi di Wikipedia Indonesia terus diperbarui setiap saat,” ujar Revo.

4. Bahasa Indonesia bahasa ketiga yang paling banyak digunakan pada wordpress
Fakta bahwa setelah Spanyol, Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang menempati urutan ketiga yang paling banyak digunakan dalam posting-posting­ WordPress. Indonesia pun adalah negara kedua terbesar di dunia yang pertumbuhannya paling cepat dalam penggunaan engine blog itu. Dalam 6 bulan terakhir tercatat 143.108 pengguna baru WordPress dari Indonesia dan telah ada 117.601.633 kunjungan melalui 40 kota di Indonesia.

5. Bahasa dan Musik Indonesia dikirim ke luar angkasa
Satelit Voyager adalah sebuah wahana luar angkasa tanpa awak yang diluncurkan amerika serikat tahun 1977 dengan beberapa tujuan yaitu :
1. Meneliti luar angkasa lebih dalam dan luar angkasa yang tidak dapat dilihat oleh mata.
2. Mencari keberadaan planet yang dapat dihuni.
3. Mencari planet yang berpenghuni.
Digerakkan dengan tenaga nuklir, voyager diharapkan mampu mengirim data ke bumi sampai tahun 2025 ( 48 tahun setelah diluncurkan) sebelum pasokan listriknya habis. Jika listriknya habis dan voyager tidak lagi beroperasi, maka misinya dikurangi menjadi 1 yaitu :
Memberi tahu keberadaan bumi pada alien yang memiliki teknologi lebih tinggi daripada kita.
Isi dari piringan emas ini dipilih untuk NASA oleh sebuah tim yang diketuai oleh Carl Sagan dari Universitas Cornell. Dr. Sagan dan timnya mengumpulkan 115 gambar berikut sebuah rekaman suara-suara alam, seperti suara ombak, angin, petir, serta suara-suara binatang, termasuk kicauan burung dan suara dari ikan paus. Selain itu, piringan ini juga diisi dengan musik dari berbagai budaya dan era yang berbeda, serta ucapan salam dalam 55 bahasa termasuk diantaranya bahasa Indonesia.
Piringan emas ini juga menyertakan pesan tercetak dari Presiden Jimmy Carter dan Sekretaris Jenderal PBB saat itu, Kurt Waldheim.

6. Keunikan Angka dalam Bahasa Indonesia
Fakta unik ternyata ditemukan dalam pola sederetan angka. setiap negara, bangsa, dan daerah pasti memiliki penyebutan sendiri untuk angka-angka dari satu, dua sampai dengan sepuluh.
Misalnya angka tiga kita menyebutnya di Indonesia, tapi di negara lain ada yang menyebutnya tri, three, san, tolu dan lain sebagainya.
Bahkan bila ada yang masih ingat angka-angka tersebut dalam bahasa daerah, maka terkadang ada angka yang penyebutannya sama dan ada pula yang berbeda dengan Bahasa Indonesia.
1= Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan
Ternyata setiap bilangan mempunyai saudara ditandai dengan huruf awal yang sama. Bila kedua saudara ini dijumlahkan angkanya, maka hasilnya pasti sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan mempunyai huruf awal, yaitu S, dan bila dijumlahkan satu dan sembilan hasilnya adalah sepuluh.
Begitu juga dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh kemudian Empat dan Enam. Berturut-turut sampai dengan angka Lima. Lima dijumlahkan dengan dirinya sendiri juga hasilnya sepuluh.
Tidak sampai disitu, ternyata huruf awalnya juga punya peranan penting terbentuknya bilangan itu. Misalnya Satu dan Sembilan sama-sama huruf awalnya adalah S yang secara kebetulan berada pada urutan 19 dalam alpabet.
Bila angka satu dan sembilan dijumlahkan kemudian dibagi dua untuk mencari rata-ratanya maka hasilnya adalah 5. Bentuk angka 5 sangat identik dengan huruf S.
Kemudian Dua dan Delapan. Huruf awalnya adalah D yang urutan keempat. Bila delapan dibagi dua maka hasilnya adalah empat (pembenaran).
Selanjutnya Empat dan Enam. Huruf awalnya adalah E yang urutan kelima. Lima berada di antara Empat dan Enam (pembenaran lagi).
Sedangkan angka Lima, huruf awalnya adalah L. Dimana L digunakan untuk simbol angka lima puluh dalam perhitungan Romawi (pembenaran yang masih nyambung).
Lalu bagaimana dengan Tiga dan Tujuh? Ternyata susah cari pembenarannya. Ditambah, dikurang, dibagi dan dikali ternyata belum juga ketemu. Tiga dikali tujuh hasilnya 21, kurang satu angka dengan huruf T yang urutan ke 20. Tapi simbol V digunakan untuk menunjukkan angka tujuh dalam perhitungan Arabic. Dan V diurutan ke-22.
Rahasianya, tidak pake matematika. Cukup ditulis saja di kertas kosong, kemudian pasti bisa ketemu hubungannya. Coba tulis huruf T kecil (t) di sebuah kertas. Kemudian putar kertasnya 180 derajat, maka Anda bisa lihat angka tujuh dengan jelas. Lalu bagaimana dengan angka tiga? Juga sama.
Tulis huruf T besar di kertas pake font Times New Roman kemudian putar 90 derajat ke kanan searah jarum jam. Anda pasti bisa melihat angka tiga dengan jelas. Tapi sedikit mancung (pembenaran yang juga dipakasakan sekali).
Pola unik ini mungkin hanya bisa ditemukan di Indonesia. Jadi sekali lagi pola ini hanya milik Indonesia.
Nah tanpa kita sadari banyak sekali yang menarik dari Bahasa Indonesia, mungkin readers tahu hal yang menarik  lainnya dari yang saya post..
Paling Populer di Australia.
Perlu kamu tahu nih kawan, di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer keempat. Ada kurang lebih 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia di negara kanguru ini. Sama seperti di Negara kita, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar. Beberapa universitas di Australia ini juga ada yang menyediakan jurusan bahasa atau sastra Indonesia lho, hal ini membuat Australia menjadi salah satu negara yang paling populer mengembangkan bahasa Indonesia. jadi jangan heran kalau kamu sedang berkunjung ke Australia, kamu menemukan anak – anak SD yang bisa menyapa kita dengan sapaan khas orang Indonesia ‘Selamat pagi, apa kabar?’ Wihhhh!

Pusat Studi Indonesia di Afrika.
Salah satu Negara di benua Afrika, yaitu Mesir tercatat sebagai negara yang paling utama mengembangkan bahasa Indonesia, kawan. Negara piramid dan sphinx ini baru saja membangun Pusat Studi Indonesia lho. Pusat Studi ini ada di Suez Canal University, dan merupakan langkah awal untuk lebih mendalami Indonesia dari semua aspek, mencakup ideologi, politik, sosial dan budaya, ekonomi dan pertahanan keamanannya.

Menjadi Bahasa Pilihan di Situs Klub Sepak Bola.
Siapa coba yang nggak tahu Juventus, Intermilan, dan AC Milan. Yup, tiga klub sepak bola di Itali ini telah meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa Indonesia. Hal itu menunjukan kalau Itali juga memiliki minat mendalam terhadap bahasa Indonesia. Wow!

Lama di Jepang.
Di negara matahari terbit ini sudah lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia, kawan. Salah satunya yang didirikan oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang tahun 1969. Nah, anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi Jepang yang mengajar bahasa dan berbagai aspek tentang Indonesia di berbagai Universitas di Jepang. Sejak tahun 1992 organisasi ini mulai melakukan ujian kemampuan Bahasa Indonesia. Sampai sekarang tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai level atau tingkatan. Saat ini ada beberapa Universitas di Jepang yang membuka jurusan bahasa Indonesia lho, antara lain Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan ada lebih dari 20 perguruan tinggi di Jepang.

Bahasa yang Diprioritaskan di Vietnam.
Vietnam juga merupakan negara yang menghargai bahasa Indonesia. Di Vietnam, posisi bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis dan Jepang sebagai bahasa resmi yang diprioritaskan. Bahkan sejak akhir 2007, pemerintah daerah Ho Chi Minh City menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam, menempatkan Vietnam sebagai negara kedua setelah Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Gokil!
Nah, sudah tahu kan kehebatan bajasa tanah air kita, Indonesia! Jadi, berbanggalah selalu terhadap bahasa Indonesia, nggak lagi hanya mimpi kalau suatu saat Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.
Amin!

33 Prestasi Negara Indonesia di Mata Dunia

 

33 Prestasi Negara Indonesia di Mata Dunia - Selama ini kita memandang Negara Indonesia selalu negatif seperti (baca) Budaya Korupsi, tapi banyak hal yang mungkin belum kita ketahui bahwa Negara Indonesia memiliki Prestasi Internasional. Buktinya disini saya tuliskan ada 33 Prestasi Indonesia Di Mata Dunia, ini nyata, Dan masih banyak Prestasi Indonesia yang mendunia lainnya tapi belum kita ketahui, langsung saja kita simak 33 Prestasi Negara Indonesiadi Mata Dunia

INDONESIA THE LARGEST ECONOMY IN SOUTHEAST ASIA - G20 MEMBER


Masa Depan Ekonomi Indonesia dan Hancurnya perekonomian Amerika

Krisis ekonomi masih menghantui AS dan Eropa. Dunia masih menunggu apakah ada cara untuk mengatasi krisis yang melanda AS dan Eropa? Namun yang pasti, cepat atau lambat AS tidak akan lagi menjadi yang Nomor Satu di dunia. Eropa juga masih dalam kondisi mengenaskan. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia? 
Kondisi perekonomian dunia saat ini masih didominasi AS. Tetapi AS sedang dalam tekanan yang sangat berat. Hutangnya mencapai 100% PDB. Secara pergerakan, perekonomian AS memang masih terus bergerak. Tetapi sangat lambat dengan pengangguran yang tinggi. Jadi dalam waktu dekat, perekonomian AS masih yang terbesar. Karena ekonomi China masih 1/3 ukurannya dari AS. 
 Namun yang pasti saat ini, AS tidak lagi menjadi yang nomer satu dalam perekonomiannya. Bagaimana dengan perekonomian Eropa? Ternyata lebih mengenaskan lagi. Terjadi krisis utang publik di negara-negara Uni Eropa, seperti Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol dan Italia. Rasio utang negara-negara ini melebihi PDBnya. Akhirnya karena perekonomian Eropa sudah bersatu, maka masalah utang ini sangat tergantung pada Jerman dan Prancis. Dua negara ini, cukup kewalahan. Jadi bisa dikatakan masa depan perekonomian Eropa cukup kelam, kecuali Jerman, Prancis dan Turki yang ekonominya mulai menggeliat setelah dipimpin oleh PM Recep Tayip Edrogan. Memang tidak bisa kita pungkiri antara ekonomi dan politik memang saling terkait. Ketika sebuah negara tidak lagi memiliki kekuatan ideologi, maka negara-negara besar seperti Daulah Utsmaniyah (di masa akhir kekhilafahan) di Turki, Romawi, Spanyol dan Inggris terancam mengalami penurunan kejayaan hingga keruntuhan. 
Hal ini juga karena negara-negara tersebut sudah memiliki ketergantungan kepada negara-negara lain. Artinya sejarah menunjukkan bahwa negara-negara tadi memiliki utang yang cukup besar. Dalam hal ini AS harus belajar dari sejarah, bahwa masa depannya akan sangat suram. Sistem perekonomian Kapitalisme tidak akan mampu menyelamatkannya. Selama ini Inggris dan AS menggunakan pola kapitalisme keuangan non riil. Produk-produk perdagangannya tidak jelas dan spekulatif. 
Inilah sebenarnya yang memukul perekonomian dunia. Indonesia harus mempelajari betul bagaimana posisinya saat ini dalam percaturan politik internasional. Saat ini pergeseran kekuatan perekonomian menuju Asia. China memegang posisi yang terdepan. Hanya China akan menjadi yang terbesar di dunia kalau AS tidak terlalu anjlok. Tetapi kalau perekonomian AS mengalami krisis berkepanjangan,maka perekonomian dunia, termasuk China akan menderita juga. Ini karena sistem perekonomian Kapitalisme-Liberal masih menjadi satu jaringan yang membelit dunia. Kemudian salah satu ciri perekonomian yang akan tampil ke depan adalah perekonomian dengan jumlah penduduk yang besar seperti China, India, Brazil dan Indonesia. Menurut para pakar Ekonomi Negara-negara tersebut akan mejadi pememimpin ekonomi dunia, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa akan menjadi The 7 Largest Economic in the World. Sehingga kalau melihat analisa perekonomian dunia, maka perekonomian negara maju seperti AS dan Eropa akan melemah, dan akan berkembang perekonomian dengan jumlah penduduk yang sangat besar terutama di Asia. Di sinilah sebenarnya Indonesia harus mempelajari peta kekuatannya. Memang perekonomian Indonesia tidak terlepas dari kepastian perekonomian AS dan Eropa. Tetapi, berbeda dengan China, perekonomian Indonesia lebih bersifat domestik. Ekspornya hanya sekitar 28% dari PDB. Inilah yang sebenarnya juga menyelamatkan Indonesia sehingga tidak terseret krisis terlalu jauh. Sebenarnya kondisi Indonesia akan tetap stabil dan mungkin akan semakin bertumbuh apabila lebih memfokuskan pada perekonomian dalam negeri. 
Justru ancaman akan muncul dengan adanya perekonmoian Global dimulai dengan perjanjian Asean Free Trade Area (AFTA) yang akan dimulai tahun 2015. Ini memungkinkan Negara-negera yang memiliki produk yang lebih unggul akan mengeruk pasar domestic Indonesia sehingga pengusaha-pengusaha local akan kalah persaingan. Untuk itu Indoneisa harus memepersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul, SDM yang lebih kompeten guna mengolah potensi sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah, jangan sampai kita menjadi budak di negeri sendiri. 
Caranya adalah Bagaimana pemerintah lebih serius menangani perekonomian dalam negeri agar semakin tumbuh. Kuncinya adalah pembangunan sektor riil. Dan yang terutama, berarti pemerintah harus membenahi infrastruktur dalam negeri. Karena inilah yang menjadi hambatan perekonomian dalam negeri. Bisa dibayangkan, dengan kondisi jalan yang selalu rusak, bagaimana sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian bisa berjalan baik. Anggaran perbaikan jalan dan jembatan sebenarnya ada. Tetapi masalahnya tata kelola anggaran itu yang bermasalah. Terlalu banyak yang dikorupsi yang terjadi di negeri ini. Kasus Korupsi seakan sudah menggurita di ranah system Ekonomi dan perpolitikan Indonesia. 
Korupsi merupkan kelamahan terbesar Indonesia. Ini di sebabkan karena system Demokrasi yang yang menjarat negeri ini. System Demokrasi memungkinkan para politisi melakukan korupsi karena bisa kita sadari bahwa system Demokrasi membutuhkan kost yang begitu tinggi. Untuk mencapai Indonesia emas dan menjadi salah satu negera dengan perekonomian terkuat di dunia, tentunya pemerintah harus memeberantas para koruptor yang sudah merasuk pada sistemik pemerintahan Indonesia itu sendiri. Perompakan Birokrasi adalah jalan yang bisa di tempuh atau yang lebih ekstrem lagi adalah dengan merubah system Demokrasi ke dalam system Ekonomi Islam / Sistem Syariah yang lebih memeiliki moralitas dan ketegasan, serta system yang tidak memerlukan kost yang begitu tinggi. Apakan hal ini bisa di lakukan ? Wallahualam. 
Jangan sampai peluang yang dimiliki Indonesia ini menjadi sia-sia, dan kita hanya menjadi bangsa yang diburu dan dimanfaatkan kepentingan-keptentingan asing yang mengeruk kekayaan negeri ini. Dan jangan sampai pula masyarakat Indonesia menjadi budak-budak meraka para pemiliki modal. Karena dengan adanya perekonomian global tentunya akan memudahkan para pelaku asing bermain dengan bebas di bumi Indonesia. Dan jangan sampai pula Amerika yang perekonomiannya sudah hamper hancur memanfaatkan kelemahan Indonesia sebagai alat mereka dalam mengendalikan dunia.