Kondisi perekonomian dunia saat ini masih didominasi AS. Tetapi AS
sedang dalam tekanan yang sangat berat. Hutangnya mencapai 100% PDB.
Secara pergerakan, perekonomian AS memang masih terus bergerak. Tetapi
sangat lambat dengan pengangguran yang tinggi. Jadi dalam waktu dekat,
perekonomian AS masih yang terbesar. Karena ekonomi China masih 1/3
ukurannya dari AS.
Namun yang pasti saat ini, AS tidak lagi menjadi yang nomer satu dalam
perekonomiannya. Bagaimana dengan perekonomian Eropa? Ternyata lebih
mengenaskan lagi. Terjadi krisis utang publik di negara-negara Uni
Eropa, seperti Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol dan Italia. Rasio
utang negara-negara ini melebihi PDBnya. Akhirnya karena perekonomian
Eropa sudah bersatu, maka masalah utang ini sangat tergantung pada
Jerman dan Prancis. Dua negara ini, cukup kewalahan. Jadi bisa dikatakan
masa depan perekonomian Eropa cukup kelam, kecuali Jerman, Prancis dan
Turki yang ekonominya mulai menggeliat setelah dipimpin oleh PM Recep
Tayip Edrogan.
Memang tidak bisa kita pungkiri antara ekonomi dan politik memang saling
terkait. Ketika sebuah negara tidak lagi memiliki kekuatan ideologi,
maka negara-negara besar seperti Daulah Utsmaniyah (di masa akhir
kekhilafahan) di Turki, Romawi, Spanyol dan Inggris terancam mengalami
penurunan kejayaan hingga keruntuhan.
Hal ini juga karena negara-negara tersebut sudah memiliki ketergantungan
kepada negara-negara lain. Artinya sejarah menunjukkan bahwa
negara-negara tadi memiliki utang yang cukup besar. Dalam hal ini AS
harus belajar dari sejarah, bahwa masa depannya akan sangat suram.
Sistem perekonomian Kapitalisme tidak akan mampu menyelamatkannya.
Selama ini Inggris dan AS menggunakan pola kapitalisme keuangan non
riil. Produk-produk perdagangannya tidak jelas dan spekulatif.
Inilah sebenarnya yang memukul perekonomian dunia.
Indonesia harus mempelajari betul bagaimana posisinya saat ini dalam
percaturan politik internasional. Saat ini pergeseran kekuatan
perekonomian menuju Asia. China memegang posisi yang terdepan. Hanya
China akan menjadi yang terbesar di dunia kalau AS tidak terlalu anjlok.
Tetapi kalau perekonomian AS mengalami krisis berkepanjangan,maka
perekonomian dunia, termasuk China akan menderita juga. Ini karena
sistem perekonomian Kapitalisme-Liberal masih menjadi satu jaringan yang
membelit dunia. Kemudian salah satu ciri perekonomian yang akan tampil
ke depan adalah perekonomian dengan jumlah penduduk yang besar seperti
China, India, Brazil dan Indonesia. Menurut para pakar Ekonomi
Negara-negara tersebut akan mejadi pememimpin ekonomi dunia, Indonesia
yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa akan menjadi The 7
Largest Economic in the World. Sehingga kalau melihat analisa
perekonomian dunia, maka perekonomian negara maju seperti AS dan Eropa
akan melemah, dan akan berkembang perekonomian dengan jumlah penduduk
yang sangat besar terutama di Asia. Di sinilah sebenarnya Indonesia
harus mempelajari peta kekuatannya. Memang perekonomian Indonesia tidak
terlepas dari kepastian perekonomian AS dan Eropa. Tetapi, berbeda
dengan China, perekonomian Indonesia lebih bersifat domestik. Ekspornya
hanya sekitar 28% dari PDB. Inilah yang sebenarnya juga menyelamatkan
Indonesia sehingga tidak terseret krisis terlalu jauh. Sebenarnya
kondisi Indonesia akan tetap stabil dan mungkin akan semakin bertumbuh
apabila lebih memfokuskan pada perekonomian dalam negeri.
Justru ancaman akan muncul dengan adanya perekonmoian Global dimulai
dengan perjanjian Asean Free Trade Area (AFTA) yang akan dimulai tahun
2015. Ini memungkinkan Negara-negera yang memiliki produk yang lebih
unggul akan mengeruk pasar domestic Indonesia sehingga
pengusaha-pengusaha local akan kalah persaingan. Untuk itu Indoneisa
harus memepersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul, SDM yang
lebih kompeten guna mengolah potensi sumber daya alam Indonesia yang
begitu melimpah, jangan sampai kita menjadi budak di negeri sendiri.
Caranya adalah Bagaimana pemerintah lebih serius menangani perekonomian
dalam negeri agar semakin tumbuh. Kuncinya adalah pembangunan sektor
riil. Dan yang terutama, berarti pemerintah harus membenahi
infrastruktur dalam negeri. Karena inilah yang menjadi hambatan
perekonomian dalam negeri. Bisa dibayangkan, dengan kondisi jalan yang
selalu rusak, bagaimana sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian
bisa berjalan baik. Anggaran perbaikan jalan dan jembatan sebenarnya
ada. Tetapi masalahnya tata kelola anggaran itu yang bermasalah. Terlalu
banyak yang dikorupsi yang terjadi di negeri ini. Kasus Korupsi seakan
sudah menggurita di ranah system Ekonomi dan perpolitikan Indonesia.
Korupsi merupkan kelamahan terbesar Indonesia. Ini di sebabkan karena
system Demokrasi yang yang menjarat negeri ini. System Demokrasi
memungkinkan para politisi melakukan korupsi karena bisa kita sadari
bahwa system Demokrasi membutuhkan kost yang begitu tinggi. Untuk
mencapai Indonesia emas dan menjadi salah satu negera dengan
perekonomian terkuat di dunia, tentunya pemerintah harus memeberantas
para koruptor yang sudah merasuk pada sistemik pemerintahan Indonesia
itu sendiri. Perompakan Birokrasi adalah jalan yang bisa di tempuh atau
yang lebih ekstrem lagi adalah dengan merubah system Demokrasi ke dalam
system Ekonomi Islam / Sistem Syariah yang lebih memeiliki moralitas dan
ketegasan, serta system yang tidak memerlukan kost yang begitu tinggi.
Apakan hal ini bisa di lakukan ? Wallahualam.
Jangan sampai peluang yang dimiliki Indonesia ini menjadi sia-sia, dan
kita hanya menjadi bangsa yang diburu dan dimanfaatkan
kepentingan-keptentingan asing yang mengeruk kekayaan negeri ini. Dan
jangan sampai pula masyarakat Indonesia menjadi budak-budak meraka para
pemiliki modal. Karena dengan adanya perekonomian global tentunya akan
memudahkan para pelaku asing bermain dengan bebas di bumi Indonesia. Dan
jangan sampai pula Amerika yang perekonomiannya sudah hamper hancur
memanfaatkan kelemahan Indonesia sebagai alat mereka dalam mengendalikan
dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar